Di tengah gelombang teknologi finansial global, raksasa remittance tradisional Western Union secara aktif menyambut inovasi dengan memasukkan stablecoin ke dalam infrastruktur pembayaran mereka untuk modernisasi sistem transfer global. Langkah strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengiriman uang, serta memberikan pengalaman pembayaran lintas batas yang lebih baik bagi pengguna.
CEO Western Union Devin McGranahan dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa perusahaan telah meredefinisi pandangannya terhadap stablecoin, tidak lagi dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai kekuatan penting dalam mendorong inovasi keuangan. McGranahan menekankan keuntungan stablecoin dalam hal penyelesaian cepat, likuiditas tinggi, dan biaya rendah, yang akan membantu mempercepat aliran dana lintas batas, mewujudkan pertukaran seamless antara stablecoin dan mata uang lokal, serta memperluas jaringan mitra global Western Union.
Western Union berencana untuk secara langsung menawarkan fungsi jual beli stablecoin di platformnya, dengan memprioritaskan penempatan di pasar berkembang seperti Amerika Selatan dan Afrika. Langkah ini tidak hanya mencerminkan pengakuan perusahaan terhadap potensi mata uang digital, tetapi juga menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan posisi terdepan dalam persaingan pasar yang ketat.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh Western Union tidak bisa diabaikan. Data pasar menunjukkan bahwa unduhan aplikasi mobile Western Union telah turun lebih dari 20% dibandingkan tahun sebelumnya, tren ini menyoroti kenyataan bahwa platform pembayaran digital dan layanan stablecoin sedang membentuk kembali pola pengiriman uang tradisional.
Dibandingkan dengan sistem pembayaran tradisional, stablecoin menunjukkan keunggulan yang jelas dalam berbagai aspek: biaya transaksi yang lebih rendah, likuiditas yang lebih tinggi, selisih harga jual beli yang lebih kecil, dan penyelesaian yang hampir dapat dilakukan secara real-time. Ciri-ciri ini menjadikan stablecoin sebagai saham potensial di bidang pembayaran lintas batas.
Perlu dicatat bahwa pasar stablecoin sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Menurut data dari DefiLlama, saat ini total kapitalisasi pasar stablecoin telah melampaui 262,3 miliar USD, menandakan bahwa industri ini sedang memasuki putaran perubahan struktural yang baru.
Tindakan Western Union yang mengadopsi stablecoin tidak hanya mewakili penggabungan antara lembaga keuangan tradisional dan teknologi mata uang digital, tetapi juga menandakan bahwa industri pembayaran lintas batas mungkin akan mengalami perubahan revolusioner. Dengan semakin banyak raksasa keuangan yang bergabung dalam tren ini, kita memiliki alasan untuk berharap bahwa sistem pembayaran global di masa depan akan menjadi lebih efisien, nyaman, dan inklusif.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Di tengah gelombang teknologi finansial global, raksasa remittance tradisional Western Union secara aktif menyambut inovasi dengan memasukkan stablecoin ke dalam infrastruktur pembayaran mereka untuk modernisasi sistem transfer global. Langkah strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengiriman uang, serta memberikan pengalaman pembayaran lintas batas yang lebih baik bagi pengguna.
CEO Western Union Devin McGranahan dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa perusahaan telah meredefinisi pandangannya terhadap stablecoin, tidak lagi dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai kekuatan penting dalam mendorong inovasi keuangan. McGranahan menekankan keuntungan stablecoin dalam hal penyelesaian cepat, likuiditas tinggi, dan biaya rendah, yang akan membantu mempercepat aliran dana lintas batas, mewujudkan pertukaran seamless antara stablecoin dan mata uang lokal, serta memperluas jaringan mitra global Western Union.
Western Union berencana untuk secara langsung menawarkan fungsi jual beli stablecoin di platformnya, dengan memprioritaskan penempatan di pasar berkembang seperti Amerika Selatan dan Afrika. Langkah ini tidak hanya mencerminkan pengakuan perusahaan terhadap potensi mata uang digital, tetapi juga menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan posisi terdepan dalam persaingan pasar yang ketat.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh Western Union tidak bisa diabaikan. Data pasar menunjukkan bahwa unduhan aplikasi mobile Western Union telah turun lebih dari 20% dibandingkan tahun sebelumnya, tren ini menyoroti kenyataan bahwa platform pembayaran digital dan layanan stablecoin sedang membentuk kembali pola pengiriman uang tradisional.
Dibandingkan dengan sistem pembayaran tradisional, stablecoin menunjukkan keunggulan yang jelas dalam berbagai aspek: biaya transaksi yang lebih rendah, likuiditas yang lebih tinggi, selisih harga jual beli yang lebih kecil, dan penyelesaian yang hampir dapat dilakukan secara real-time. Ciri-ciri ini menjadikan stablecoin sebagai saham potensial di bidang pembayaran lintas batas.
Perlu dicatat bahwa pasar stablecoin sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Menurut data dari DefiLlama, saat ini total kapitalisasi pasar stablecoin telah melampaui 262,3 miliar USD, menandakan bahwa industri ini sedang memasuki putaran perubahan struktural yang baru.
Tindakan Western Union yang mengadopsi stablecoin tidak hanya mewakili penggabungan antara lembaga keuangan tradisional dan teknologi mata uang digital, tetapi juga menandakan bahwa industri pembayaran lintas batas mungkin akan mengalami perubahan revolusioner. Dengan semakin banyak raksasa keuangan yang bergabung dalam tren ini, kita memiliki alasan untuk berharap bahwa sistem pembayaran global di masa depan akan menjadi lebih efisien, nyaman, dan inklusif.