Politik Jepang mengalami perubahan besar. Hasil pemilihan senat terbaru menunjukkan bahwa koalisi pemerintahan yang terdiri dari Partai Liberal Demokrat dan Partai Komeito gagal mempertahankan keunggulan kursi mayoritas di senat.
Dalam pemilihan ulang dan pemilihan kembali yang melibatkan 125 kursi ini, koalisi yang berkuasa hanya memperoleh 47 kursi. Bahkan jika ditambahkan dengan 75 kursi dari non-pemilihan, total jumlah kursi kedua partai di Senat hanya mencapai 122 kursi, yang jelas berkurang dibandingkan dengan 141 kursi sebelum pemilihan.
Hasil ini menyebabkan situasi langka di politik Jepang: setelah pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat tahun lalu, koalisi pemerintahan kini juga kehilangan posisi mayoritas absolut di Dewan Penasihat. Ini berarti dua komponen penting dari lembaga legislatif Jepang—Dewan Penasihat dan Dewan Perwakilan Rakyat—telah terjebak dalam keadaan yang disebut 'pemerintahan minoritas'.
Hasil pemilihan kali ini pastinya akan memiliki dampak yang mendalam terhadap pembuatan dan pelaksanaan kebijakan Jepang di masa depan. Koalisi yang berkuasa perlu lebih banyak berunding dan berkompromi dengan partai oposisi untuk mendorong agenda politiknya. Pada saat yang sama, ini juga dapat membawa suara yang lebih beragam dan struktur kekuasaan yang lebih seimbang ke dalam politik Jepang.
Seiring dengan perubahan besar dalam tatanan politik, berbagai kalangan di masyarakat Jepang sedang memantau dengan cermat potensi perubahan dalam operasi pemerintah di masa depan, serta dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap kebijakan ekonomi negara, strategi diplomasi, dan bidang penting lainnya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Politik Jepang mengalami perubahan besar. Hasil pemilihan senat terbaru menunjukkan bahwa koalisi pemerintahan yang terdiri dari Partai Liberal Demokrat dan Partai Komeito gagal mempertahankan keunggulan kursi mayoritas di senat.
Dalam pemilihan ulang dan pemilihan kembali yang melibatkan 125 kursi ini, koalisi yang berkuasa hanya memperoleh 47 kursi. Bahkan jika ditambahkan dengan 75 kursi dari non-pemilihan, total jumlah kursi kedua partai di Senat hanya mencapai 122 kursi, yang jelas berkurang dibandingkan dengan 141 kursi sebelum pemilihan.
Hasil ini menyebabkan situasi langka di politik Jepang: setelah pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat tahun lalu, koalisi pemerintahan kini juga kehilangan posisi mayoritas absolut di Dewan Penasihat. Ini berarti dua komponen penting dari lembaga legislatif Jepang—Dewan Penasihat dan Dewan Perwakilan Rakyat—telah terjebak dalam keadaan yang disebut 'pemerintahan minoritas'.
Hasil pemilihan kali ini pastinya akan memiliki dampak yang mendalam terhadap pembuatan dan pelaksanaan kebijakan Jepang di masa depan. Koalisi yang berkuasa perlu lebih banyak berunding dan berkompromi dengan partai oposisi untuk mendorong agenda politiknya. Pada saat yang sama, ini juga dapat membawa suara yang lebih beragam dan struktur kekuasaan yang lebih seimbang ke dalam politik Jepang.
Seiring dengan perubahan besar dalam tatanan politik, berbagai kalangan di masyarakat Jepang sedang memantau dengan cermat potensi perubahan dalam operasi pemerintah di masa depan, serta dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap kebijakan ekonomi negara, strategi diplomasi, dan bidang penting lainnya.